Unai Emery boleh berbicara sesuka hatinya. Ia boleh mengaku sebagai pilihan tepat untuk membawa Arsenal kembali dipandang sebagai tim yang kompetitif. Namun kita semua tahu bahwa waktunya sudah benar – benar habis di Emirates. Hasil seri menghadapi Southampton harusnya menjadi penghakiman terakhir Emery. Ia sangat pantas dan layak dipecat akibat ketidaktahuannya akan cara mempersiapkan dan meracik sebuah tim sebesar Arsenal.
Emery sungguh tidak tahu diri jika masih merasa pantas menukangi Arsenal. Saya sendiri yakin bahwa Ia tidak tahu apa yang telah Ia perbuat. Bagaimana bisa pemain – pemain Arsenal sendiri memahami taktik yang Ia berikan jika Ia sendiri tidak tahu apa yang Ia rencanakan? Sungguh memalukan dan muak rasanya melihat Arsenal bermain seperti ayam tanpa kepala setiap pekannya.
Mungkin saja Emery bisa mencontoh Pep Guardiola. Jadilah realistis dan sah – sah saja untuk bereksperimen jika memang tahu apa yang sebenarnya menjadi tujuan. Kita tahu Pep sangat hobi menempatkan para pemainnya dalam sebuah posisi baru yang kelak menjadikan pemain tersebut lebih baik dalam memenuhi kebutuhan tim. Contoh saja Fernandinho yang kini bermain sebagai bek tengah menggantikan Laporte yang tengah cedera. Pep tahu kualitas Fernandinho dan Ia menempa potensi baru dari pemain asal Brazil ini meski telah berusia 34 tahun. Jadi sah saja untuk melakukan perubahan asal dilakukan dengan jelas dan tetap dalam kapasitasnya. Bukan dengan sok tahunya membuat formasi yang malah menyeret paksa Torreira menjadi seorang gelandang serang. Sungguh menggelikan.
Entah sampai kapan para petinggi Arsenal akan diam saja. Pernyataan Raul dan Edu yang sepertinya hanya sebatas mencari aman pun mulai dipergunjingkan sebagai kedok untuk menutupi kebobrokan sistem yang tengah carut marut dalam ruang ganti pemain. Tim tetangga saja sudah menunjukkan geliatnya dengan penunjukan Mourinho. Jika tak cepat bergerak, bisa saja kali ini kita akan benar – benar ditelan oleh sebuah tim yang memiliki logo ayam berdiri di atas sebuah bola.
Setidaknya ayam di logo tersebut masih mempunyai kepala hingga dapat berpikir jernih untuk menyisakan sisa musim 2019/2020 kali ini.
Tahu malulah sedikit tuan Emery.