Juara kelas berat WBC Tyson Fury (30-0-1, 21 KO) menilai Deontay Wilder (42-1-1, 41 KO), harus berterima kasih kepada tim sudutnya, yang menghentikan pertarungan sebelum mengalami kerusakan permanen.
Pelatih Wilder , Mark Breland , melempar handuk di ronde ketujuh ketika pertarungan rematch kelas berat WBC dilangsungkan pada Februari 2020.
Sebelum pertarungan berhenti, Fury telah mencatat duakali knockdown terhadap Wilder. Meski saling baku hantam, “The Gypsy King” tetap terlihat mendominasi pertarungan atas lawannya.
“Saya rasa sesuatu yang serius akan terjadi pada dirinya jika tim sudutnya membiarkan pertarungan berlanjut. Wilder tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Dia tidak memenangkan ronde, dan butuh sangat sedikit baginya untuk mengalami cedera serius,” kata Fury.
“Ia mengalami pembengkakan di kepalanya. Mark Breland, saya rasa, akan layak mendapatkan kenaikan gaji, karena tanpa Mark Breland, tidak akan ada pertarungan trilogy.
“Keputusannya terserah Anda untuk berhenti bertarung. Untuk itulah Anda dibayar, pada dasarnya untuk memastikan petinju Anda terlindungi. Saya bahkan berpikir mereka membiarkan pertarungan berlangsung terlalu lama.” tambah Fury.
Fury telah setuju untuk melakukan pertarungan trilogy bersama Wilder. Sejauh ini belum ada kpeastian waktu dan tempat untuk melangsungkan pertarungan meningat wabah virus corona yang masih berlangsung.
Ketika ini, Fury telah merasa dirinya sebagai juara kelas berat sejati. Namun, Wilder menilai lawannya tersebut bukanlah juara WBC terkuat saat ini.
“Saya tidak tahu obat apa yang dihisapnya, tetapi apakah ia melihat dirinya sebagai juara sebelum kekalahannya melawanku? Jika saya bukan juara dunia, maka status apa yang ia berikan sendiri?” kata Fury.
“Ia juara selama lima tahun, ia membuat sebelas pertahanan gelar, dan pada dasarnya aku mencabik-cabiknya. Dan saya mengambil sabuk miliknya, jadi mungkin ia sedikit keriput. Ini adalah sabuk WBC prestisius miliknya, dan sekarang berada di saya. Mungkin ia tidak ingin melihat saya sebagai juara?
“Tapi tidak masalah apa yang dipikirkan Deontay Wilder karena ketika seorang pejuang telah hancur berkeping-keping, seperti yang kulakukan dengan melemparkannya ke tikar tiga atau empat kali sambil melumpuhkannya, maka sudah pasti bahwa mereka akan kembali memberikan segala macam alasan.” tambah Fury.