Minions telah tumbang. Indonesia hanya bisa menaruh asa pada Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Kevin/Marcus adalah ganda putra terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Mereka tampil solid dan dominan di seri turnamen dunia.
Dalam tiga tahun terakhir, Kevin/Marcus mampu unggul jauh dalam perolehan gelar dibandingkan ganda-ganda lainnya.
Untuk Kejuaraan Dunia kali ini, Kevin/Marcus jadi ganda putra paling favorit untuk jadi juara. Namun prediksi itu sudah terbentur kenyataan pahit di laga pertama Kevin/Marcus. Mereka kalah dari ganda Korea Selatan, Choi Sol-gyu/Seo Seung Jae.
Setelah Kevin/Marcus kalah, peluang meraih gelar untuk Indonesia ikut menjadi goyah. Skuat Indonesia diyakini bakal bersusah payah bila berharap melaju hingga ke partai puncak.
Namun di tengah keterkejutan tersebut, Ahsan/Hendra bisa melaju ke babak 16 besar beberapa jam setelahnya. Kemudian, Ahsan/Hendra melanjutkan langkah mereka ke babak perempat final di laga lawan Alexander Dunn/Adam Hall pada Kamis (22/8).
Dalam laga menghadapi Dunn/Hall, Ahsan/Hendra menunjukkan kedewasaaan mereka dari segi mental bertanding. Mereka bisa tenang menguasai keadaan ketika duel perebutan poin begitu sengit terjadi di lapangan.
Di babak perempat final, Ahsan/Hendra akan menghadapi Liao Min Chun/Su Ching Heng dari Taiwan. Di atas kertas, Ahsan/Hendra punya peluang bagus untuk menang karena unggul dalam rekor pertemuan.
Ada beberapa hal yang membuat Ahsan/Hendra pantas dipercaya memegang asa Indonesia untuk memiliki gelar juara dunia.
Pertama, Ahsan/Hendra sudah ada di fase karier saat mereka tak lagi dibebani target berlebihan. Mereka sudah mencatat prestasi gemilang di paruh pertama mereka berpasangan, 2012-2016.
Meski Ahsan/Hendra tetap bertekad meraih medali, beban mereka tidak akan setinggi yang mereka rasakan 3-4 tahun lalu.
Kedua, Ahsan/Hendra sudah dua kali jadi juara dunia. Hendra bahkan sudah tiga kali memenangkannya. Prestasi ini, berhubungan dengan poin pertama, membuat Ahsan/Hendra bisa main dengan tenang tanpa dibebani bermacam hal.
Ketiga, Ahsan/Hendra punya rekor bagus di Kejuaraan Dunia. Ahsan/Hendra selalu juara di keikutsertaan mereka di Kejuaraan Dunia, yaitu pada 2013 dan 2015. Pada 2014, Ahsan/Hendra absen sedangkan di Kejuaraan Dunia 2017, Ahsan dan Hendra tengah berpisah. Ahsan/Hendra juga tidak tampil di kejuaraan dunia tahun lalu.
Keempat, Ahsan/Hendra mampu membuat tahun 2019 sebagai tahun kebangkitan. Tahun ini Ahsan/Hendra memenangkan All England dan tampil konsisten di tiap turnamen yang diikuti.
Masih ada tiga langkah bagi Ahsan/Hendra untuk bisa jadi juara dunia, pundak Ahsan/Hendra yang pernah bertahun-tahun jadi tumpuan Indonesia, masih layak untuk disematkan harapan untuk juara.
Sumber foto: kompas.com