Swansea City secara luar biasa mampu bertahan di divisi utama Liga Premier Inggris setelah kekalahan Hull City memastikan poin mereka tidak akan terkejar di minggu terakhir ajang liga musim 2016/2017 kali ini.
Dan tanpa bisa banyak diperdebatkan, pahlawan mereka dalam 2 musim terakhir ini tidak lain dan tidak bukan hadir dalam sosok pemain berkebangsaan Islandia bernama Gylfi Sigurdsson.
Pemain berusia 27 tahun ini merupakan sosok terpenting Swansea dengan raihan 9 gol dan 13 assistsnya musim ini. Konsistensi Sigurdsson terutama dalam memberikan assist serta eksekusi bola matinya yang mumpuni menarik perhatian beberapa klub besar di Inggris. Dan salah satu yang tertarik memboyong jasanya adalah Everton yang musim depan akan bermain di ajang Liga Eropa.
Meski demikian Sigurdsson yang dalam 2 tahun terakhir harus menghadapi tekanan untuk menyelamatkan Swansea dari jurang degradasi mengakui bahwa ia sangat menikmati tekanan mental dalam situasi terjepit tersebut.
“Saya cukup terkejut melihatnya (Sigurdsson) menikmati tekanan tersebut. Tekanan itu sangatlah gila dan luar biasa menyiksa. Kami tahu bahwa dalam dunia profesional tidak ada laga yang tidak bermakna namun saat kalian berada di posisi kami, setiap pertandingan terasa begitu berat dan luar biasa penting. Dan saat kami berhasil menyelesaikan tugas tersebut, ada kepuasan luar biasa yang sulit untuk diungkapkan,” ujar Paul Clement selaku pelatih Swansea.
“Dia adalah pemain yang sangat bagus dan saya berusaha meyakinkannya bahwa tim terus berusaha untuk maju ke arah yang lebih baik. Dan saya berharap bahwa ia bisa bertahan disini untuk musim berikutnya. Disini, ia berperan sangat vital dan para pemain hidup berkat aksi dan gaya bermainnya yang menjadi pusat permainan tim. Hal itu belum bisa ia lakukan jika pindah ke tin yang lebih besar. Ini adalah sebuah pilihan. Saya tidak berbicara spesifik mengenai Sigurdsson dalam kasus ini, tetapi pertanyaannya apakah anda ingin menjadi ikan kecil di kolam yang besar? Atau menjadi ikan besar di kolam yang kecil? Tapi saya tetap berharap bahwa ia mampu membela sebuah tim besar suatu hari karena ia pantas akan itu.”
Clemetn sendiri berujar demikian setelah berkaca pada hari-hari dimana Sigurdsson bermain membela Tottenham Hotspur dalam periode 2012-2014. Sigurdsson kesulitan menembus tim utama Spurs dan hanya mencetak 9 penampilan penuh dalam 58 kali kesempatannya tampil dalam pertandingan.
“Setiap pemain harus membuat keputusan untuk kelangsungkan karir mereka dan Sigurdsson juga harus membuat keputusan tersebut,” ujar Clement. “Hanya saja, dibandingkan ia pergi ke tim besar seperti Spurs dan menyiakan waktu serta talentanya, akan lebih baik ia bertahan disini, menjadi pemain kunci kami, dan membawa perubahan yang membawa tim terus mengalami kemajuan.”
