Dibenci Demi Yang Terbaik - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Dibenci Demi Yang Terbaik

Entah bagaimana dengan kalian, saya merasa cukup rugi untuk memotong waktu tidur saya yang berharga demi menyaksikan pertandingan antara Liverpool menghadapi Manchester United dini hari tadi (WIB). Hasil seri 0-0 di waktu pertandingan yang dimulai pukul 02.00 pagi WIB jelas bukanlah harapan dari mereka semua yang menyaksikannya. Dan bahkan pertandingan berjalan biasa saja nyaris 90 menit lamanya.

Liverpool yang dalam 2 pertandingan terakhir di Anfield berhasil mencetak 9 gol harus rela gigit jari menelan hasil seri melawan musuh bebuyutan mereka. Setelah nyaris menganggur sepanjang babak pertama, David De Gea menunjukkan kenapa banyak orang beranggapan bahwa ia adalah salah satu penjaga gawang terbaik dunia saat ini. Tendangan Emre Can dan sepakan indah dari luar kotak penalti dari Phillipe Coutinho berhasil dihalau dengan cara yang spektakuler.

Manchester United juga bukan tanpa peluang. Beberapa kali tandukan Zlatan Ibrahimovich dan Marouane Fellaini mengancam gawang Liverpool berkat umpan-umpan silang dan tendangan pojok pemain United.

Namun, sorotan yang sebenarnya terlihat pada awal pertandingan. Jose Mourinho membangkucadangkan beberapa pemain terbaik United seperti Juan Mata dan lebih memilih memainkan Fellaini serta Ander Herrera sebagai partner Paul Pogba di posisi central midlfielder. Keputusan ini membuat United bermain lebih defensif serta lebih banyak memanfaatkan Antonio Valencia dan Marcus Rasfhord sebagai pusat penyerangan mereka di sayap kanan lapangan.

Pola permainan United yang terlihat monoton perlahan terlihat sangat defensif pada babak yang ke-2. Paul Pogba yang dipercaya untuk merengsek maju sebagai box-to-box player lebih banyak membantu Herrera dan 4 pemain bertahan United untuk menjegal laju para pemain Liverpool. Zlatan bahkan harus rela mendapatkan kartu kuning setelah secara frustasi menarik pundak Emre Can akibat tidak mendapat cukup suplai bola pada masa akhir pertandingan.

United pun pada akhirnya hanya mencatatkan total penguasaan bola sebanyak 35%! Jumlah ini adalah yang terendah bagi United di Liga Inggris semenjak Opta Statistics mulai melakukan rekap data di musim 2003/2004. Satu-satunya sisi positif dari strategi Mourinho adalah betapa krusialnya peran Herrera dalam menutup lubang serta wilayah tembak para pemain Liverpool di luar kotak penalti.

Mendapatkan sorotan tajam perihal permainan mereka yang dinilai sangat membosankan dan mungkin akan mengecewakan tradisi kuat yang dipegang United, Mourinho malah menjawab dengan ketus sambil menuduh Liverpool sebagai biang keladi yang menerapkan pola permainan defensif.

“Musim lalu, United menang disini saat Liverpool mencatatkan 14 tendangan ke gawang berbanding 1 dengan yang kami peroleh. Lalu berapa tendangan ke gawang yang mereka catatkan tadi? Hanya 2 saja. 2 tendangan ke gawang saat mereka memperoleh 65% penguasaan bola. Ini adalah masalah mereka. Kalian harus bertindak lebih kritis dalam menyorot performa Liverpool”, ujar Mourinho.

Saat ditanya mengenai dirinya yang tidak memainkan Juan Mata ataupun Jesse Lingard guna mencuri skor, Mourinho malah melemparkan kesalahan kepada Klopp yang bermain defensif karena menempatkan Emre Can dan Jordan Henderson sebagai duo pemain tengah malam itu. Mourinho juga membela aksi Pogba yang dikritik bermain buruk karena kesulitan menghadapi kedua pemain tersebut di lapangan tengah. Mourinho berkata, “Saya kira mereka akan bermain dengan 1 orang saja, namun ternyata mereka menaruh Can dan Henderson pada posisi itu untuk mematikan pergerakan Pogba. Biasanya mereka akan menaruh pemain dengan mindset yang lebih menyerang dan saya tidak menduga hal tersebut”.

Liverpool sebenarnya bermain cukup terbuka dan menyerang. Hal ini terlihat dari bagaimana Adam Lallana, Divock Origi, serta Alberto Moreno yang masuk dari luar lapangan adalah sosok pemain dengan intensi menyerang yang tinggi. Liverpool terlihat bermain terlalu terburu-buru serta terlalu membebani Daniel Sturridge di awal laga. Hal ini menyebabkan aliran bola mereka cukup mudah dihalau oleh barisan pertahanan United di depan area penalti. Disini terlihat bagaimana pengaruh seorang Georginio Wijnaldum begitu dirindukan oleh publik Anfield sebagai metronom serangan Liverpool.

“Hal positif yang bisa saya dapatkan malam ini hanyalah kami mendapatkan poin dan meraih clean sheet kami yang pertama, itu saja”, ujar Klopp saat diwawancarai pada akhir pertandingan.

Pada akhir hari, disini Mourinho nampak keluar sebagai pemenang yang sebenarnya. Hasil seri di kandang lawan sama sekali bukan hal yang buruk bagi seorang Jose Mourinho yang tahu benar perihal apa yang ia lakukan.

Dibenci demi hasil yang terbaik. Sepertinya itulah prinsip hidup yang selalu Mourinho pegang teguh selama ia terus berkarir di dunia kepelatihan sepakbola.

Boring-boring United.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.