Taring Leicester City - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Taring Leicester City

Setelah era keajaiban di musim 2015/2016, Leicester mengalami banyak sekali pasang naik turun perjalanan sebelum kembali diperhitungkan sebagai kuda hitam di musim 2019/2020 ini. Mulai dari hengkangnya N’golo Kante, didepaknya Claudio Ranieri, Mahrez yang hijrah ke Manchester City, meninggalnya sang pemilik klub tercinta Vichai Srivaddhanaprabha, saga transfer Harry Maguire, hingga era peralihan di tangan Craig Shakespeare, Claude Puel, hingga memasuki era baru bersama Brendan Rodgers.

Musim ini Leicester tampil begitu perkasa. Meski telah mengalami 2 kekalahan, mereka hanya kalah beruntung dari Manchester United dan juga kalah karena adanya teknologi baru bernama VAR yang menghukum Leicester di menit akhir kala bertanding melawan Liverpool. Dengan raihan 17 poin dari 9 laga, kini Leicester duduk di peringkat 3 klasemen sementara Liga Primer Inggris melangkahi tim seperti Chelsea, Manchester United, serta Arsenal yang masih berpotensi menyalip mereka dengan selisih 1 poin andai berhasil memenangi laga sisa Selasa dini hari nanti (WIB).

Rodgers yang mulai naik daun bersama Swansea, Liverpool, dan juga Celtics berhasil melakukan transformasi di dalam skuad Leicester yang memang memiliki potensi untuk mendobrak tatananan dominasi para tim klasik Liga Inggris. Pemain seperti Çaglar Söyüncü, Ricardo Pereira, Wilfred Ndidi, Harvey Barnes, James Madisson, Ayoze Peres, hingga Youri Tielemans merupakan sosok pemain yang bisa memberikan perbedaan sekaligus memiliki kualotas yang di atas kertas lebih kuat dibanding beberapa pemain di era keajaiban Ranieri.

Cara bermain Leicester yang lebih dinamis dan juga cepat menjadi momok buat tim – tim lain yang berupaya meredam mereka dengan sistem pressing tinggi. Serangan balik serta aliran bola cepat dari lini ke lini membawa Leicester versi Rodgers sebagai tim yang cukup tangguh kala harus meladeni permainan tim – tim besar. Spurs menjadi korban akibat gaya permainan Rodgers yang mampu beradaptasi kala berhadapan dengan berbagai macam pola tim di Liga Inggris. Saat harus bermain dengan tempo sedang maupun lambat, Leicester yang dihuni barisan gelandang berkualitas pun bisa dengan nyaman menguasai bola dan melakukan umpan pendek guna menyusun serangan secara perlahan.

Melihat inkonsistensi tim – tim Liga Inggris selain Liverpool, bisa saja Leicester menjadi momok yang menakutkan terutama bagi para tim yang mengincar posisi 4 besar di akhir musim. Andai bisa meneruskan tren positif ini, saya memprediksi Leicester setidaknya akan berada di posisi 6 besar pada akhir musim 2019/2020 ini.

Taring Leicester City kini mulai kembali mengancam para mangsanya.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.